Minggu, 26 Januari 2014

Cinta Tidak Harus Memiliki Akhir Yang Bahagia


Seorang gadis smp tampak tengah memasuki gerbang sekolahnya. Gadis itu mengenakan pakaian layaknya seorang muslim. Ya, nama gadis itu Cindy. Cindy memang bersekolah di sekolah negeri yang bertemakan Islam. Cindy merupakan siswi SMPN 03, Cindy baru saja menyelesaikan mosnya kemarin. Gadis itu tampak ragu ragu memasuki ruang kelasnya, cindy bisa dibilang belum mempunyai teman tetap di sekolah barunya itu. Cindy berjalan menuju tempat duduknya tanpa sebuah senyum sekalipun, bukan karena dia gadis arogan atau moodnya sedang tidak baik. Tapi Cindy memang begitu, dia hanya bisa tertawa lepas dan terlihat bahagia hanya dengan orang yang sudah dekat dengannya. Sebenarnya Cindy sudah mempunyai teman sewaktu mos, tapi sayangnya mereka tidak terlalu dekat. Bella namanya, seorang cewek yang cukup baik terhadap Cindy. Bahkan saat Cindy menceritakan kepada Bella bahwa dia menyukai seseorang dari kelas sebelah, Bella malah mendukung mereka. Ternyata setelah Cindy memberitahu siapa orangnya, Bella rupanya mengenal laki laki itu.

Cindy menyukai laki laki bernama Rangga, entah mengapa Cindi menyukai Rangga semenjak Melakukan Test untuk masuk sekolah. Lebih tepatnya Cindy jatuh cinta pada pandangan pertama. Awalnya Cindy memang kurang percaya dengan yang namanya cinta pada pandangan pertama. karena menurutnya cinta pada pandangan pertama itu mustahil. Tapi setelah Cindy melihat Rangga, dia malah menarik kata katanya tadi.
14.20 WIB
Semua murid SMPN 03 sudah diperbolehkan pulang, begitu juga dengan Cindy. Cindy menghampiri Bella bermaksud mengajak Bella pulang bersama “Bel, pulang bareng yuk. Arah rumah lu dimana? kalau searah kan kita bisa barengan” kata cindy yang menghampiri bella “Enggak deh Cin, arah rumah kita beda. Rumah gue belok ke kanan, lu ke kiri kan?” “Iya, darimana lu tau. Ya udah deh, sampai ketemu besok ya Bel” Cindy melambaikan tangannya sembari berjalan menuju pintu kelas “Cin, semangat ya!!” teriak Bella yang membuat Cindy teringat oleh seseorang, yaitu Rangga.
Cindy akhirnya berhasil sampai ke halaman rumahnya. Cindy berjalan santai menuju rumahnya “Assalamu’alaikum” kata cindy yang sedang membuka sepatu dan kaos kaki. Tidak ada jawaban, mungkin bunda Cindy sedang tidur dan abang Cindy pasti sedang sekolah. Mengenai Ayahnya, orangtua Cindy sudah bercerai saat Cindy kelas 6 sd. Belum setahun tepatnya dan Cindy lebih memilih tinggal bersama Bundanya, begitu juga dengan abang Cindy yang lebih memilih tinggal bersama bundanya. Abang Cindy bernama Riko, sekarang tengah menduduki bangku kelas 2 SMA. Hanya berjarak 4 tahun bukan Cindy dengan abangnya? tapi Cindy merasa jarak itu teralu jauh.
Setelah Cindy mengganti bajunya dan makan. Cindy membuka notebook hp mini nya yang bewarna putih itu. Cindy sudah mengecek jaringan Wi-Fi nya. Sekarang saatnya Cindy membuka salah satu jejaringan sosial, yaitu FACEBOOK. Cindy sudah meng-search nama Rangga di facebook. Akhirnya account facebook Rangga ditemukan dan Cindy langsung menambahkan Rangga sebagai teman di facebooknya. Hanya menunggu Rangga menerima atau tidak, Cindy membiarkan notebooknya yang masih menyala dengan facebooknya yang masih aktif. Cindy memang seperti itu orangnya, Cindy sekarang sudah di kamar bundanya untuk menonton.
17.50 WIB
Sudah jam 5, Cindy kembali ke kamarnya dan melihat layar notebooknya yang sudah tidak menyala. Bukan berarti notebooknya kehabisan baterai, tapi notebooknya hanya dalam keadaan ‘Sleep’. Rangga sudah menerima permintaan pertemanan Cindy dan kebetulan sekali Rangga sekarang sedang ‘Online’ tidak ragu ragu Cindy mengirim chat “Hai”
“Ya, siapa ya”
“Baca aja nama FB nya, Cindy anak kelas 7A”
“Oh hai. Tau gue darimana?”
“Dari papan nama lo waktu mos. hahahaa”
“Hahaha aneh aneh aja, tapi salahnya gue gak tau lo”
“Kalau gitu gue minta nomor lo deh”
“08**********”
“Oke thanks ya, nanti gue sms”
Tak di sangka Rangga dengan mudahnya mau memberi nomor hp nya ke Cindy. Senangnya bukan main, malahan Cindy ingin rasanya terbang menuju langit ke tujuh melewati atmosfer bumi. Setelah meyakinkan hatinya, Cindy mengirim sebuah pesan singkat ke Rangga. Tidak lama kemudian Rangga membalasnya dan mereka pun berbalas pesan singkat sampai ke dua duanya benar benar sudah mengantuk.
Hari demi hari telah berlalu, Cindy dan Rangga pun semakin dekat. Tapi sekarang Cindy kurang dekat dengan Bella, Cindy lebih dekat dengan Wulan. Bella sekarang sudah agak sombong karena dia memiliki paras yang cantik, jadi dia agak terkenal gitu di sekolah. Dari kelas tujuh sampai kelas sembilan pun mengenalnya dan Cindy pun terlupakan oleh Bella. Untungnya Bella tidak membeberkan rahasia Cindy, jadi Cindy merasa cukup aman.
Sekarang sudah hampir sebulan Cindy dan Rangga melakukan masa pendekatan diri. Bahkan Rangga dan Cindy pun sudah mengatakan suka. Tapi sayangnya Rangga tak kunjung mengungkapkan perasaanya pada Cindy, hingga suatu malam kakak sepupu Cindy bernama Muthia yang tinggal bersama Cindy mulai kesal dengan Rangga yang hanya menggantungkan perasaan sepupunya itu “Cin, gue kirim sms ke Rangga ya. Gue tembak tuh si Rangga”
“Kirim aja kak, lo gak bakalan serius juga”
“Oke gue kirim” Muthia pun mengirim sms ke Rangga untuk menyatakan perasannya. Lebih tepatnya perasaan Cindy walaupun Muthia lah yang mengirim sms itu, tapi nanti di hp Rangga yang tertera adalah ‘Cindy’ “Beneran lu kirim kak?” kata Cindy yang merampas secara paksa hp nya “Gilllaaa!!! beneran lu kirim? aaahhh reportase gue sebagai cewek bisa hancur. Anjrit!!”
“Gue udah minta izin lagian. Weee” Muthia hanya menjulurkan sedikit lidahnya. Tak lama setelah itu balasan sms dari Rangga pun masuk ke hp Cindy.
Dan ternyata Rangga menerima pernyataan dari sepupu Cindy. Rangga dan Cindy pun sudah sah sebagai pasangan pada tanggal 10 oktober 2012. Ke esokan harinya, Cindy merasa malas berangkat ke sekolah karena kalau teman temannya tau dialah yang memulai duluan soal hubungannya dengan Rangga, pasti teman temannya beranggapan Cindy cewek genit ‘Yakinlah Cindy, semua tidak seburuk yang kau pikirkan’ batin Cindy dalam hati.
Seperti biasa, Cindy berangkat sekolah dengan Bundanya dan kakak sepupunya yang sekolahnya searah dengan sekolahan Cindy. Cindy menikmati pemandangan yang hampir tiap hari dia lihat itu dari dalam mobilnya, hanya kaca jendela yang membatasi jarak mereka sekarang. Sekarang mobil dalam keadan hening. Bukan, bukan karena Cindy sedang menyimpan dendam kepada sepupunya melainkan mereka sedang sibuk dengan pikiran masing masing. Mobil berhenti tepat di depan sekolahan Muthia. Sebelum menutup pintu mobil, Muthia bersalaman dengan tante nya atau lebih tepatnya bunda Cindy. Setelah Muthia sudah dipastikan masuk ke dalam perkarangan sekolahnya, sekarang mobil melaju menuju sekolah Cindy.
DEG!!!
Cindy melihat sosok lelaki yang tidak lain dan tidak bukan adalah Rangga! pacar barunya, Cindy tidak tahu harus berbuat apa. Dia mati langkah sekarang “Cin, udah sampai tuh. Kenapa belum turun juga?” perkataan bunda Cindy membuyarkan lamunan Cindy “Eh udah sampai ya. Ya udah Cindy sekolah dulu ya bunda” Cindy mencium telapak tangan bundanya lalu menutup pintu mobilnya. Untunglah jarak Rangga sudah agak jauh darinya, jadi Cindy sudah tidak dihantui rasa bersalah. Rasa bersalah kalau sebenarnya sepupunya yang mengirim sms itu, bukan dia ‘Oh my god apa yang harus aku lakukan?’
‘Aku hanya tinggal menjalankan kehidupanku, menganggap semua baik baik saja. Iya! semuanya baik baik saja. Tidak ada yang terlihat buruk Cin!’
‘Tidak!! ini buruk!! aku mempunyai seorang lelaki yang baru aku tembak kemarin!! akulah yang memulai duluan!!’ Tanpa Cindy sadar dia sudah sampai di depan kelasnya. Sebenarnya tidak ada yang melarang cewek memulai duluan. Tapi tidak untuk Cindy yang memiliki gengsi tinggi. Cindy meletakkan tasnya
“Lan, lu tau gak? eh tapi lu jangan teriak kayak kesetanan gitu ya. Gue baru jadian sama Rangga kemarin”
“What??!! eh sorry, lu jadian sama Rangga. Dia bilang apa? cerita ke gue”
“Sebenarnya sih bukan dia yang nembak, bukan juga gue”
“Ih gila, jangan bilang yang mulai duluan itu setan Hahahaha”
“Muthia, kakak sepupu gue. Dia ngirim sms gitu ke Rangga lewat hp gue dan pakai nomor gue. Jadi seolah olah yang nembak si Rangga itu gue. Duh Lan, kalau orang tau gimana”
“Ya udah sih santai aja Cin” Wulan mencoba menenagkan Cindy yang sebenarnya dia sendiri tidak yakin akan baik baik saja.
Hari demi hari berlalu, hubungan Cindy dengan Rangga tampak baik baik saja. Mereka juga tampak tak ada masalah, hampir tiap malam Rangga mengeluarkan rayuan rayuan mautnya. Hingga tak terasa hubungan mereka sudah memasuki usia 4 bulan. Cindy dan Rangga mengakhiri hubungan mereka. Cindy lah yang mengakhirinya, Cindy kesal karena setiap hari Rangga selalu menanyakan mengenai hubungan mereka. Cindy dan Rangga sudah jarang komunikasi karena hp Rangga disita oleh orangtuanya, mereka hanya berkomunikasi lewat facebook dan itu pun kalau ke dua duanya serentak online. Cindy dan Rangga adalah pasangan yang cukup pemalu, untuk bertemu pun mereka jarang. Malahan jarak kelas mereka hanya sejangkal karena kelas mereka bersebelahan. Sedihnya bukan main, Cindy teramat sedih. Tapi dia terlanjur kesal karena Rangga selalu begitu ‘Aku yang memulai, aku yang mengakhiri’ begitulah kata Cindy.
Hari demi hari berlalu, bulan pun sudah mulai berganti. Hubungan Cindy dan Rangga mulai membaik, membaik dalam artian sebagai ‘Teman’. Tak terasa sekarang mereka sudah naik ke jenjang yang lebih tinggi, yaitu kelas delapan. Di kelas delapan ternyata Cindy dan Rangga satu kelas. Itu membuat Cindy tambah susah Move On, walaupun setelah putus dari Rangga Cindy sudah menjalin hubungan dengan 2 cowok lain. Tapi tetaplah, seorang Khairunnisa Cindy Tripcia tetap mencintai seorang Aditya Herlangga. Cowok tinggi, putih dan berhidung cukup mancung itu sudah benar benar membuat hati Cindy susah untuk berpindah. Secara keseluruhan Cindy bisa dibilang cantik, walaupun tubuhnya tidak setinggi Rangga. Cindy cewek berkulit sawo matang dan memiliki mata indah itu bisa di kategorikan ke dalam cewek cantik. Jadi tak heran banyak yang menyatakan cinta kepadanya tapi tetaplah hanya 2 cowok yang dia pilih setelah Rangga.
Cindy menjalani harinya di kelas delapan layaknya dia kelas tujuh dulu. Tapi sekarang Cindy sudah murah tersenyum, bahkan Cindy menjadi gadis yang open. Hari demi hari Cindy lalui di kelas delapan. Hingga suatu pagi Cindy baru menapaki kakinya di kawasan dekat kelasnya. Tiba tiba Melisa anak kelas sebelah memberitahu ke pada Cindy bahwa Rangga dan Bunga sudah jadian.
Dor!!
Cindy terdiam, terpaku. Jantungnya berdebar hebat. Tangannya mulai mendingin ‘Cobaan apalagi ini Tuhan’. Tapi dengan cepat Cindy memberi senyuman yang di iringi dengan tawa
“Hahaa iya? wah selamat”
“Gue tau lu masih suka sama Rangga Cin. Gak usah muna”
“Enggak, gue gak suka kok sama Rangga. Kan gue sempat jadian sama orang setelah gue putus sama Rangga. That’s no my problem. I’m happy to hear and Congrats for Rangga and Bunga. Bye gue mau masuk kelas dulu” jangan tanyakan bagaimana keadan Cindy sekarang, dia sangat sangat tidak baik. Untuk berpikir secara jernih pun dia tidak bisa, dia hanya berjalan menuju kelasnya dan meletakkan tasnya di tempat duduknya.
Deg!! Cindy melihat rangga sedang mengerjakan PR di sekolah ‘Rangga!! lu tau gak? gue sakit dengar berita itu. Rangga!! please bilang ke gue kalau mereka bohong!! gue sayang sama lo, gue cinta sama lo. Apa selama ini lo gak tau seberapa sakitnya gue nahan perasaan ini. Lo jahat Rangga!! jahat!! gue benci sama lo’ begitulah kata Cindy di dalam hati.
Sudah beberapa hari Rangga dan Bunga menjalin hubungan, sekarang Cindy sudah semakin membaik. Cindy sudah dapat mengendalikan emosinya. Jika Rangga bahagia, dia juga turut bahagia.
‘Cinta itu datang untuk pergi. Jika kita melihat orang yang kita cintai berbahagia bersama orang, pasti sebuah senyuman juga akan terukir di bibir indah kita. Walaupun awalnya memang pahit. Kita tidak akan bisa belajar merelakan sebelum sesuatu yang berhaga dari hidup kita di ambil oleh Tuhan. Kau tahu? Aku akan lebih bahagia jika melihat orang yang aku cintai bahagia. Mungkin bersama orang lain lah, orang yang aku cintai bisa bahagia’
THE END
Cerpen Karangan: Annisa Nadia Kartika

Tidak ada komentar:

Posting Komentar